TRANSLASI
MATA UANG ASING
Translasi mata uang asing adalah
proses informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Berbeda
dengan konversi antar mata uang asing yang memiliki pengertian pertukaran dari
satu mata uang ke mata uang lain secara fisik, translasi hanyalah perubahan
satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound
Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran
fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan
konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi
terkait. Terdapat alasan dilakukannya translasi mata uang asing, diantaranya :
1.
Perusahaan
dengan kegiatan operasional di luar negeri yang signifikan mempersiapkan
laporan keuangan gabungan yang informasi laporan kepada pembaca mengenai
operasional perusahaan secara global sehingga diperlukan adanya penyamaan mata
uang.
2.
Berkomunikasi
dengan peminat saham asing. Perusahaan yang melakukan translasi merupakan
perusahaan yang dalam bentuk usaha terbuka sehingga laporan keungan dapat
dibaca oleh masyarakat umum dengan mudah , sehingga dengan laporan keuangan
yang sudah dikonversikan maka akan merangsang investor untuk menanam saham pada
perusahaan.
3.
Memperhitungkan
efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang.
4.
Mencatat
transaksi mata uang asing. Transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat
suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan
dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan
dalam mata uang asing.
5. Translasi mata uang asing dilakukan
untuk mempersiapkan laporan keuangan yang memberikan laporan pada pembaca
informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan
memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap
mata uang asing induk perusahaan. Translasi tidak harus dibuat oleh perusahaan
induk, anak perusahaan dapat membuat laporan keuangan sesuai dengan mata uang
yang digunakan perusahaan induk. Namun apabila perusahaan tersebut
merupakan perusahaan tunggal (tidak memiliki
anak perusahaan) maka perusahaan tersebut harus mengkonversi nilai nominal atas transaksi – transaksi dengan metode
translasi yang berbeda.
Beberapa metode yang digunakan dalam translasi mata uang asing
, antara lain :
Single Rate Method
Berdasarkan pendekatan translasi
ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap oleh perusahaan induk
sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan
mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan afiliasi asing tersebut
mentraksaksikan urusan bisnisnya. Untuk mempertahankan “rasa”
lokal dari laporan valuta, suatu cara harus
ditemukan agar translasi bisa dilaksanakan dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah penggunaan metode kurs
berlaku.
Karena
semua laporan keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu konstansta, metode translasi ini
mempertahankan hasil keuangan dan
hubungan asli (misalnya. rasio-rasio keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas individual yang dikonsolidasi.
Hanya bentuk perkiraan- perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya,
yang berubah dalam metode kurs berlaku.
Meskipun
menarik dan sederhana secara konseptual, metode kurs berlaku
dipersalahkan oleh sebagian orang karena merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi, yaitu karena
menyajikan, untuk keuntungan pemegang saham perusahaan induk,
hasil-hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan induk dan
perusahaan-perusahaan anaknya dari perspektif valuta tunggal yaitu. mempertahankan valuta pelaporan perusahaan induk sebagai
unit pengukuran. Dalam metode kurs berlaku, hasil-hasil
konsolidasi akan mencerminkan
perspekfif-perspektif valuta dari masing-masing negara tempat dimana perusahaan-perusahaan anak berada. Misalnya,
jika sebuah aktiva diperoleh sebuah
perusahaan anak di luar negeri seharga VA 1,000 ketika kursnya adalah VA 1=$1, maka biaya historisnya dari perspektif
dolar adalah $1.000; dari perspektif valuta lokal juga $1,000.
Jika kurs berubah menjadi VA 5 = $1, biaya historis
aset tersebut dari perspektif dolar (translas’ biaya historis) tetap $1,000. Jika valuta lokal tetap dipertahankan sebagai unit
pengukuran, nifai aset akan diekspresikan
sebesar $200 (translasi kurs berlaku).
Metode
kurs berlaku juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta lokal dipengaruhi oleh risiko
nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa
fluktuasi valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi berjalan, merupakan
indikator perubahan nilai intrinsik
aktiva-aktiva tersebut). Hat ini jarang benar karena nilai persediaan dan aktiva-aktiva tetap di luar negeri umumnya didukung
oleh inflasi local.
Multiple Rate Method
Metode-metode kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar
berjalan dan historis dalam proses translasi, diantaranya :
1.
Metode
berlaku-historis
Berdasarkan pendekatan
berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat lain sebelum tahun
1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan anak di luar negeri
ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan induknya dengan
menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan dengan
kurs historis. Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan
amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata-rata masing-masing bulan operasi
atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh periode yang akan
dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai kurs
historis yang berlaku pada saat aset yang bersangkutan diperoleh.
Metodologi ini, sayangnya, memiliki
sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang memilik justifikasi konseptual.
Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan kewajiban lancar dan non-lancar
tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana
yang akan digunakan dalam proses transiasi.
2.
Metode
moneter-nonmoneter Seperti halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter
memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.
Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk
mentranslasikan item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen
yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.
3.
Metode
Temporal Menurut pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu
proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu).
Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item
yang sedang diukur; metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi
saldo valuta asing, misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan.
tidak penilaian aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkanjumiah
yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan akan diterima atau
dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban
dan aktiva lain diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi (harga
historis). Meskipun begitu, beberapa diantaranya diukur
berdasarkan harga yang berlaku pada tanggal laporan
keuangan (harga berjalan), seperti persediaan dibawah aturan biaya atau pasar. Pendek kata, ada dimensi waktu yang
berkaitan dengan nilai-nilai uang ini.
Keuntungan Dan Kerugian Translasi Mata
Uang Asing
1.
Penangguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang
domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak
direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang
dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan
secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
2.
Pengangguhan
dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian
translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos
neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguhkan dan
diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba
dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan
diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban
bunga.
3.
Penangguhan
parsial
Keuntungan dan kerugian translasi
adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi
mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya
karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4.
Tidak
ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian
translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan
keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan
elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang
sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungan dan
kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi
dalam mata uang domestik dan harus diakui.
Sumber :
Choi, Frederick D. S.
dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010:
Salemba Empat.
http://alena19.wordpress.com/2012/04/15/bab-6-translasi-mata-uang-asing/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar