Jumat, 16 Maret 2012

ALIANSI ORMAS ISLAM TERUS BERDEMO Saturday, 17 March 2012 MEDAN– Aliansi Ormas Islam Pembela Masjid kembali menggelar aksi unjuk rasa menuntut pemerintah daerah merealisasikan janji untuk membangun masjid yang telah dihancurkan pihak pengembang. Kali ini mereka menggelar aksi dengan menutup seluruh akses Jalan Yos Sudarso di depan Hotel Emerald Garden, Medan,kemarin. Aksi massa ini terpaksa mendapat pengawalan ketat dari puluhan aparat kepolisian yang berjaga di depan pintu masuk hotel.Aksi kali ini hanya dilakukan dengan menggelar orasi tanpa ada pembakaran ban seperti yang biasa mereka lakukan. Para pimpinan aksi bergantian berorasi selama 90 menit sejak pukul 13.30 WIB. Mereka mengutuk tindakan pengembang perumahan yang menghancurkan masjid untuk kepentingan bisnis perumahan. Selain itu,mengutuk forum komunikasi pimpinan daerah (FKPD) yang sebelumnya sudah berjanji membangun kembali Masjid Al Ikhlas, Jalan Timor di lokasi semula. “Kami meminta pengembang kapitalis bertanggung jawab atas penghancuran masjid,” kata Rabualam, salah satu pimpinan aksi dalam orasinya. Dia menegaskan, Aliansi Ormas Islam sudah menunjukkan konsistensi terhadap keputusan rapat FKPD beberapa waktu lalu, yaitu tidak lagi berunjuk rasa turun ke jalan. Hal itu dibuktikan selama dua pekan setelah rapat itu. Namun kesabaran Aliansi Ormas Islam tidak dapat dibendung ketika tidak ada niat baik dari Pemko Medan dan Pemprov Sumut untuk menindaklanjuti segera pembangunan Masjid Al Ikhlas yang dijanjikan 1 Maret lalu. Karena itu, tidak ada pilihan lagi bagi Aliansi Ormas Islam selain kembali berunjuk rasa. Indra mengaku heran dengan sikap Pemko dan Pemprov yang berubah 180 derajat. Padahal, mereka dengan lantang berjanji melindungi masjid dan rumah ibadah lainnya dari upaya penghancuran, serta akan membangun kembali Masjid Al Ikhlas di lokasi semula. Faktanya, hingga kini tak kunjung direalisasikan. “Kami minta pemerintah daerah konsisten. Bukan malah mundur ke belakang menunggu proses hukum.Itu sama dengan tunduk kepada pihak pengembang,”kata Indra. Aksi yang diikuti para mahasiswa serta warga yang didominasi perempuan tersebut akhirnya membubarkan diri.Mereka berjanji kembali berunjuk rasa hingga akhirnya ada kepastian masjid yang dihancurkan dibangun kembali. rinaldi khair http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/478540/37/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar